Seseorang harus
berhati-hai memilih makanan dan minuman yang baik bagi tubuh dan tidak
mengikuti hawa nafsu atau keinginan saja. Karena hawa nafsu biasanya membawa
pada keburukan. Oleh karena itu, tidak sedikit penyakit yang disebabkan tidak
terjaganya makanan minuman yang masuk ke lambung, sehingga pada akhirnya
merusak tubuh.
Islam telah mengatur
mengenai makanan, baik dari zakatnya, sumber mendapatkannya, cara memakannya. Hal
ini termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadist.
“Maka hendaklah manusia
itu memperhatikan makanannya.” (QS. ‘Abasa(80):24)
“Makanlah dari makanan
yang baik-baik yang telah kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya
Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS.
Al-Baqaroh(2):57)
“Tak ada wadah yang
lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang manusia selain perutnya. Dia
sebenarnya hanya membutuhkan beberapa suap untuk menopang hidupnya. Karena itu,
perut perlu dibagi menjadi tiga bagian; sepertiga untuk makanan, sepertiga
untuk minuman, sepertiga untuk udara.” (HR. Tirmidzi, Ibu Majah, Ibnu Hibban,
dan Hakim)
“Lambung adalah kolam
tubuh. Kesana cairan mengalir. Apabila lambung sehat, maka cairan akan keluar
dengan membawa kesehatan dan apabila lambung sakit, maka cairan itu akan keluar
dengan membawa penyakit.” Hadist Dhaif lihat Majmauz Zawaid 5/86, Takhrij
Al-Ihya 4/153, Silsilah Adh-Dhaifah Lisyaikh Al-Bani no. 1692 4/191 (disebutkan
Abu Nu’aim dari Abu Hurairah)
Adab
terhadap Makanan Dan Minuman
Makanan dan minuman bersumber
dari yang halal dan cara mendapatkannya juga halal. Berdoa sebelum makan dan
sesudah makan.
Bersyukur dengan makanan yang ada, jangan
mengeluh atau mencela makanan.
“Rasululloh tidak
pernah mencela satu makanan pun seumur hidupnya, jika beliau menyukainya,
beliau memakannya. Namun, jika beliau tidak menyukainya, beliau akan
meninggalkannya” (Muttafaqun ‘alaih)
Jangan mengikuti hawa
nafsu, tetapi makan dan minumlah yang mengandung manfaat bagi tubuh.
Rasululloh tidak pernah
menolak makanan yang disediakan dan idak meminta makanan yang tidak disediakan.
Tidak makan dan minum
dengan berlebih-lebihan ataupun berkekurangan.
“Berpuasalah dan tetaplah
berbuka, sholatlah dan tetaplah tidur. Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak yang
harus kamu penuhi, bahwasanya kedua matamu mempunyai hak yang harus kamu
penuhi.” (HR. Bukhori, Ahmad dan An-NAsa’i)
Tidak menggunakan wadah
makanan dan minuman yang terbuat dari meas dan perak,
“Janganlah kamu minum
dengan menggunakan wadah terbuat dari emas dan perak.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Tidak berlebih-lebihan
(israf) dalam makan dan minum. Alloh Berfirman:
“Makan dan minumlah dan
jananlah berlebihan, sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang yang berlebihan.”(Al-A’raaf
(7): 31)
Tidak meniup-niup atau
mencium-cium makanan sebagaimana hadist Nabi:
“Apabila salah satu
dari kalian minum, maka janan bernafas didalam gelas tersebut.” (HR. Bukhori)
Cara
makan Rasululloh:
Menggunakan alas (sufroh)
agar makanan yang jatuh bisa diambil dan dimakan kembali. “hormatilah roti
karena roti bagian dari barokah langit dan bumi, barangsiapa yang memakan apa
yang jatuh diatas aas dia akan diampuni” HR. Thabrani dan Al-Bazzar- hadist ini
dilemahkan oleh Albani.
Disunnahkan menunggu
makanan
Segera makan jika sudah
dipersilahkan.
Mencuci tangan dengan
air yang mengalir agar kotoran dan kuman-kuman akan jatuh bersama air.
Duduk pada lantaidan
tidak bersandar dengan cara duduk pada kaki kiri dan lutut kanan ditegakkan aau
dua kaki diduduki.
Makan
diawali dengan membaca basmallah (tidak perlu ditambah
dengan kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim). Dari ‘Aisyah dia berkata: “Berkata
Rasululloh Shallallohu ‘alaihi Wasallam: jika salah seorang dari kalian hendak
makan makanan, ia mengucaokan bismillah.., jika ia lupa, maka hendaklah ia
ucapkan: Bismillahi fiil awwalihi wa akhirihi.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, darimi
dan selain mereka).
Dalam kitab al-adzkar
disebutkan doa sebelum makan: Allohumma baariklanaa fiima rozaqtanaa… hadisy
ini tidak disebutkan derajatnya tapi didalam syarahnya ”al futuhat ar rabaniyah”
5:178 disebutkan hadist ini mungkar. Didalamkitab Lizanul Mizan disebutkan doa
ini dari jalan Muhammad bin abizzu’ azia’iah yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni.
Imam Bukhori dan Abu Hatim berkata: orang ini adalah munkarul hadist jiddan (sangat
mungkar sekali). (periksa: lisanul mizan V hal.166.) jadi doa ini adalah sangat
lemah dan tidak boleh dipakai apabila disandakan kepada Nabi Shallallohu ‘alaihi
Wasallam.
Mencampur makanan yang
bersifat panas dengan dingin. (Kambing><Timun, Kurma><Susu)
Mencampur yang kering
dengan yang lembab (madu><air zamzam)
Makan bila sudah lapar
dan berhenti sebelum kenyang.
Rasululloh Shallallohu ‘alaihi
Wasalam bersabda: “aku makan seperti seorang hamba” (mungkin maksudnya adalah
seadanya, tidak banyak dan tidak mengutamakan makan, tetapi mengutamakan ibadah).
Manfaat makan tidak
kenyang adalah badan lebih sehat, otak lebih cerdas, rajin membaca dan
menghafal karena tidak mengantuk, jiwa menjadi lebih ringan, hati menjadi lebih
lembut dan khusyu’ kepada Alloh. Ali bin Hasan berkata bahwasanya Alloh
mengabungkan pengobatan (kedokteran) semuanya dalam setengah ayat, Alloh
berfirman, “Makan dan minumlah dan janganlah berlebihan.” (Qs. Al-A’raf(7):31)
Makan dengan tangan
kanan, karena proses pencernaan bermula dari sini, “Apabila salah satu diantara
kalian makan hendaklah makan dengan tangan kanan, dan apabila minum hendaklah
dengan tangan kanan, karena syetan makan dengan tangan kiri dan minum dengan
tangan kiri.” (HR. Muslim)
Makan dengan 3 jari (maksudnya
sedikit-sedikit)
Dimulai dengan buah dan
apabila ingin makan besar hendaknya didahului dengan mekanan sedikit garam (seujung
kelingking) agar pelepasan asam lambung siap dengan makan yang masuk kedalam
lambung.
Dimulai dengan makanan
yang terdekat: “Wahai anak, sebutlah nama Alloh, makanlah dengan tangan kanan,
dan makan dari apa yang dekat denganmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Makan tidak
tergesa-gesa. Dalam ilmu kesehatan dianjurkan makanan dikunyah sampai halus
agar bercampur dengan enzim yang ada pada ludah, sehingga apabila makanan
sampai di lambung dilanjutkan dengan proses enzimatik yang ada dilambung. Makan
pelan-pelan sehingga tidak membuat lambung menjadi sesak dan penuh tiba-tiba.
Tidak makan makanan
yang diawetkan, dipanaskan berulang kali.
Mengajak orang lain
untuk makan bersama (berkah).
Disunnahkan memuji
makanan dengan ucapan: Alloohumma walakal hamdu walakal syukru.
Memisahkan tulang (duri)
dari lauk pauk atau kulit dan biji dari buahnya dan menaruhnya diwadah berbeda.
Tidak meninggalkan
tempat sebelum yan lain selesai, tanpa ada udzur.
Hendaknya makanan pada
nampan tidak tersisa. Jika ada makanan jatuh, hendaknya diambil karena kita
tidak tahu dimana letak keberkahan makanan itu, dalam sebuah hadist disebutkan:
Nabi Shallallohu ‘alaihi
Wasallam: “ Ketika lauk kalian jatuh, maka ambilah dan bersihkan kotoran yang
menempel kemudian makanlah dan jangan menyisakan untuk syetan, dan janganlah
mengusap jari-jarinya ke kain tapi bersihkanlah dengan mulut dikarenakan kita
tidak tahu barokah ada dimana.” (HR. Shahih Muslim)
Membersihkan makanan
pada nampan. Disunnahkan menjilati jari tangan sebelum cuci tangan, dimulai
jari tengah, telunjuk, ibu jari, jari manis dan kelingking. Nabi Shallallohu ‘alaihi
Wasallam bersabda:
“Apabila salah satu
diantara kalian makan maka janganlah membasuh tangannya sebelum menjilatinya.”
(HR. Ahmad dan Muslim)
Sisa-sisa makanan yang
terselip pada gigi dan dikelurkandengan gigi dengan lidah boleh ditelan, tetapi
yang dikeluarkan dengan tangan atau benda lain, sebaiknya dibuang.
Seandainya terpaksa (dalam
keadaan terpaksa) memakan makanan yang syubhat (tidak jelas kehalalan dan
keharamannya), maka dianjurkanberdo’a: Alhamdulillahi alaa kulli hal. Alloohumma
laa taj’alahu quwwatan ‘alaa ma’shiyatika.
Doa ketika sesudah
makan: Alhamdulillahi ath ‘amanihaadza wa razaqonihimin hoiri haulin minni wa
laa quwwatin. (HR. Timidzi)
baarokallaahu fyk
ReplyDeleteBoleh di Copy File nya??
ReplyDeleteq copy ya file nya
ReplyDelete