Diantara adab
berdo’a dan beberapa factor penyebab dikabulkannya do’a adalah sebagai berikut:
1.
Ikhlas karena Alloh Subhaanahu Wata’aala semata.
(QS: Al-Mu’min:14), (QS: Al-Bayyinah:5).
2.
Mengawalinya dengan pujian dan sanjungan kepada
Alloh Subhaanahu Wata’aala, lalu diikuti dengan bacaan shalawat atasRasuululloh
Shallallohu ‘alaihi Wasallam dan diakhiri denagn hal yang sama.
3.
Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan do’a serta
yakin akan dikabulkan.
4.
Mendesak dengan penuh kerendahan daam berdo’a
dan tidak terburu-buru.
5.
Menghadirkan hati dalam berdo’a.
6.
Memenjatkan do’a baik dalam keadaan lapang
maupun susah.
7.
Tidak boleh berdo’a dan memohon sesuatu kecuali
hanya kepada Alloh Subhaanahu Wata’aala semata.
8.
Tidak mendoakkan keburukan kepada keluarga,
harta, anak dan diri sendiri.
9.
Merendahkan suara ketika berdo’a yaitu antara
samar dan keras. (QQS: Al-a’raaf:5, 205)
10.
Mengakui dosa yang telah diperbuat, lalu memohon
ampunan aasnya, serta mengakui nikmat yang telah diterima dan bersyukur kepada
Alloh Subhaanahu Wata’aalaatas nikmat tersebut.
11.
Tidak membani diri dengan membuat sajak dalam
berdo’a.
12.
Tadharru’ (merendahkan diri), khusyu’, roghbah
(berharap untuk dikabulkan). (QS: Al-Anbiyaa’:90)
13.
Mengembalikan (hakorang lain) yang dizhalimi
disertai dengan taubat.
14.
Memanjatkan do’a tiga kali.
15.
Menghadapa kiblat.
16.
Mengangkat tangan ketika berdo’a.
17.
Jika munkin berwudhu’ terlebih dahulu sebelum
berdo’a.
18.
Tidak berlebih-lebihan dalam berdo’a.
19.
Bertawassul kepada Alloh Subhaanahu Wata’aala
dengan Asmaaul Husna dan sifat-sifat-Nya yang Mahatinggi, atau dengan amal
sholih yang pernah dikerjakannya sendiri atau dengan do’a seorang shaalih yang
masih hidup dan berada dihadapannya.
20.
Makanandan minuman yang dikomsumsi serta pakaian
yang dikenakan harus berasal dari usaha yang halal.
21.
Tidak berdo’a untuk suatu dosa atau memutuskan
silaturrahmi.
22.
Menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
23.
Harus meneggakkan amar ma’ruuf nahi munkar (menyuruh kepada kebaikkan dan mencegah
kemungkaran).
24.
Hendaklah orang yang berdo’a memulai dengan
mendoakkan diri sendiri, jika dia hendak mendoakkan orang lain.
· Cara mengangkat tangan dalam berdo’a.
1.
Ibnu ‘Abbas Radhiyallohu ‘anhu berpendapat bahwa
cara mengangkat tangan dalam berdo’a adalah dengan mengangkat kedua tangan
hingga sejajar dengan kedua pundak dan beristighfar dengan berisyarat satu
jari. Adapun ibtihal yaitu (istighatsah) mengangkat kedua tangan
tiggi-tinggi.
2.
Imam Al-Qasim bin Muhammad berkata: “aku melihat
Ibnu ‘Umar berdo’a di Al-Qashi, beliau
mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua pundaknya dan kedua
teapak tangannya dihadakan kearah wajahnya.”
3.
Adapun do’a Istisqa’
(minta hujan) dengan mengangkat
tangan tinggi-tinggi dan mengarahka punggung telapak tangannya ke langit. Dari Annas Radhiyallohu ‘anhu bahwa beliau
melihat Nabi Shallallohu ‘alaihi Wasallam berdo’a saat Isitisqa’ dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi mengarahkan
punggung telapak tangan ke langit, dan mengarahkan tangan sebelah dalam ke arah
bumi hingga terlihat putih keda ketiak beliau.
· Tentang mengusap muka.
1. Tidak
ada satupun satu hadist yang shahih tentang
mengusap muka dengan kedua telapak tanan setelah berdo’a. semua hadistnya
sangat lemah dan tidak bisa dijadikan sebagai hujjah (dalil). Jadi, tidak boleh dijadikan alas an tentang alas an
bolehnya mengusap muka.
2. Karena
tidak ada contoh dari Rasuululloh Shallallohu ‘alaihi Wasallam, maka
mengamalakannya adalah bid’ah.
3. Begitu
juga tidak ada satupun riwayat yang shahih
dari Nbi Shallallohu ‘alaihi Wasallamdan tidak juga para Sahabatnya tentang
mengusap muka sesudah qunut nazilah.
4. Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah Rohimahulloh berkata: “Adapun tentang Nabi Shallallohu ‘alaihi
Wasallam mengangkat kedua tangannya di waktu berdo’a, maka sesunguhnya telah
diriwayatkan hadits yang shahih lagi banyak (jumlahnya). Sedangkan tentang
mengusap muka, tidak ada satupun hadist yang shohih. Ada satu atau dua hadits,
tetapi tidak dapat dijadikan hujjah.”
5. Imam
al-‘Izz bin ‘Abdissalaam Rahimahulloh berkata: “tidak ada yang melakukannya ((mengusap
muka setelah berdo’a) kecuali orang yang bodoh”
6. Imam
an-Nawawi Rohimahulloh berkata: “Tidak ada sunnahnya mengusap muka.”
Do’a penting yang dimohonkan oleh seorang hamba:
1. Memohonkan
hidayah/ petunjuk kepada Alloh Subhaanahu Wata’ala , yaitu hidayah taufiq agar
ditunjukki di atas jalan yang haq.
2. Memohon
kepada Alloh Subhaanahu Wata’ala agar diampuni segala dosa yang dilakukan,
karena setiap hari siang dan malam seorang hamba tidak luput dari berbuat dosa
dan maksiat.
3. Memohon
kepada Alloh Subhaanahu Wata’ala agar dimasukkan ke surga dan dijauhkan dari
api neraka.
4. Memohon
kepada Alloh Subhaanahu Wata’ala keselamatan didunia dan di akhirat, serta
dijauhkan dari berbagai macam bencana dan malapetaka.
5. Memohon
kepada Alloh Subhaanahu Wata’ala agar hatinya ditetapkan diatas agama dan tetap
istiqomah dalam melaksanakan ketaatannya kepada=Nya.
6. Memohon
kepada Alloh Subhaanahu Wata’ala agar ditetapkan nikmat Islam, Sunnah, dan
diselamatkan dari segala kemurkaan-Nya.
Dalam buku Do’a dan Wirid mengobati guna-guna dan sihir menurut
Al-Qur’an dan As-Sunnah karangan Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawaz.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !